Retikulosit Parameter

Retikulosit adalah Sel Darah Merah yang masih muda yang tidak berinti dan berasal dari proses pematangan normoblas di sumsum tulang. Retikulosit akan masuk ke sirkulasi darah tepi dan bertahan kurang lebih selama 24jam sebelum akhirnya mengalami pematangan menjadi eritrosit. Pemeriksaan retikulosit digunakan untuk menilai aktivitas sumsum tulang dalam memproduksi eritrosit, untuk mengevalusi anemia dan dilakukan untuk menentukan eritropoesis efektif.

Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa retikulosit didasarkan pada temuan adanya protein RNA pada sitoplasma dari retikulosit. Sejak tahun 1940 sampai awal 1980 pemeriksaan retikulosit seluruhnya ditentukan dengan pemeriksaan mikroskop pada hapusan darah tepi, dimana retikulosit diwarnai dengan pewarna supravital walaupun metode ini relatif tidak akurat, lambat dan lebih merepotkan. Namun sejak tahun 80an mulai dikembangkan pemeriksaan yang lebih canggih, lebih cepat, lebih akurat menggunakan flowcytometer yang menggunakan pewarna yang berfloresensi spesifik dengan RNA.

Retikulositosis (peningkatan jumlah retikulosit yang beredar disirkulasi) secara normal akan terjadi pada pasien-pasien anemi dengan fungsi sumsum tulang yang masih bagus, termasuk pasien-pasien dengan perdarahan atau anemia hemolitik (anemiasickle cell, thalasemia, sperositosis, defisiensi G6PD, penyakit hemolitikautoimun, dan hipersplenisme), dan pasien anemia yang telah berhasil diterapi. Sedangkan pada pasien dengan kelainan sumsum tulang, gangguan eritropoiesis atau penurunan produksi eritropoetin akan didapat jumlah retikulosit yang normal atau menurun (retikulositopenia) walaupun penderita dalam keadaaan anemia. Pasien anemia dengan defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12, anemia pernisiosa, anemia aplastik akibat proses imunologis ataupun obat, leukemia atau proses metastase keganasan, mielo fibrosis idiopatik dan kelainan-kelainan lain akan ditemukan dengan retikulositopenia.

Jumlah retikulosit dapat membedakan antara anemia karena perdarahan atau hemolisis. Jika jumlah retikulosit menurun menandakan bahwa sumsum tulang tidak memproduksi eritrosit secara cukup dan dapat menjadi penanda adanya depresi sumsum tulang pada penderita anemia aplastik. Perhitungan retikulosit memegang peranan penting dalam monitoring progresivitas pasien-pasien yang diberikan terapi konvensional ataupun experimental untuk berbagai jenis penyakit kelainan darah.  Selanjutnya pemberian rekombinan eritropoitin dan growth factor lainya yang penting untuk meningkatkan regenerasi sumsum tulang pada pasien yang mendapatkan kemoterapi atau pada pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang perlu untuk dilakukan pemeriksaan kadar retikulosit.

 

Sumber :

https://digilib.stikesicme-jbg.ac.id › jic › download

https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id › article

https://jurnal.syedzasaintika.ac.id › article › download

https://ojs.unud.ac.id › jim › article › download

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Open chat
Support Gandes
Gandasari Ekasatya